Gadis Jeruk - Jostein Gaarder
Judul : Gadis Jeruk
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah :  Yuliani Lupito
Penerbit : Mizan Pustaka
Cetakan : Juli 2011 (Gold Edition)
Tebal : 256 Halm.
** 
Bagaimana perasaan kita jika tiba-tiba saja 
kita  menerima surat dari ayah kita yang telah meninggal dunia belasan 
tahun  yang lalu? Tentunya hati kita akan diliputi keharuan dan 
penasaran apa  yang sebenarnya ingin disampaikan ayah kita dalam 
suratnya itu.
Itulah yang dialami Georg Roed, seorang remaja berusia 15 tahun yang tinggal bersama ibu, ayah, dan adik tirinya di Oslo - Norwegia. Surat yang ditulis ayahnya sebelas tahun yang lampau  itu ditemukan secara tidak sengaja oleh nenek Georg di kereta kereta bayi yang dulu dipakai Georg  
Surat
 panjang yang diketik rapih dengan komputer oleh ayahnya itu didasari 
oleh pemikiran bahwa ia takkan sempat membicarakan masalah kehidupan 
dengan Georg yang saat itu baru berusia 4 tahun.  Sebagai seorang 
dokter, Ayahnya (Jan Olav)  tahu bahwa hidupnya tak akan lama
 lagi karena penyakit yang dideritanya.  Dan surat itu sengaja 
diselipkan olehnya di kereta bayi milik Georg dengan harapan suatu saat 
akan ditemukan dan dibaca oleh Georg ketika ia sudah beranjak dewasa.  
Melalui
 surat 'wasiat' ayahnya yang berkisah tentang masa mudanya ini maka 
terjadilah interaksi antara masa lalu sang ayah dan sang anak di masa 
kini. Dalam suratnya itu Jan Olav berkisah bahwa di masa mudanya ia 
berjumpa dan jatuh cinta pada seorang gadis misterius yang membawa 
banyak buah jeruk.
Perjumpaan  Jan Olav dengan si gadis jeruk adalah ketika ia melihat seorang  gadis yang membawa sekantung penuh jeruk dalam trem
 yang ia naiki. Saat  melihat jeruk yang dipegangnya itu hendak jatuh, 
Jan Olav berusaha  menolongnya, namun kecerobohannya justru membuat  
seluruh jeruk yang dibawa  si gadis itu berjatuhan, hal ini membuat si 
Gadis Jeruk marah, lalu turun dari trem dan meninggalkannya. 
Setelah
  kejadian itu, Gadis Jeruk tak bisa lepas dari ingatannya, Jan Olav  
menjadi terobsesi untuk bertemu kembali dengan si gadis jeruk, satu hal 
 yang sulit karena dia tak mengenal siapa nama si gadis jeruk dan dimana
  ia tinggal. Sebuah kebetuhan  akhirnya mempertemukan Jan Olav dengan 
Gadis Jeruk di sebuah kafe,  seperti perjumpaan pertamanya si gadis 
jerukpun saat itu sedang membawa sekantung jeruk. Pertemuan inipun cukup
 singkat, belum  sempat Jan Olav menanyakan identitasnya gadis jeruk pun
 kembali pergi  meninggalkannya.
Kejadian ini 
membuat Jan Olav  semakin penasaran dan kembali mencari jejak si Gadis 
Jeruk. Ia bertanya-tanya dalam  hatinya mengapa si gadis jeruk selalu 
membawa sekantong jeruk. Pola pikir seorang dokter yang melekat padanya 
membuat ia melakukan analisis-analisis untuk menjawab pertanyaan 
tersebut, tak hanya itu ia juga mengunjungi tempat-tempat yang mungkin  
disinggahi oleh si Gadis Jeruk dengan harapan akan kembali bertemu 
dengannya. Pencariannya ini dilakukan tanpa kenal lelah, menembus batas 
negaranya hingga akhirnya menghantarnya ke perkebunan jeruk di Sevilla 
Spanyol.  
Dalam novel Gadis Jeruk yang terbit pertama kali pada tahun 2003 di Norwegia dengan judul Appelsinpiken ini
 seperti biasa Jostein Gaarder menghadirkan materi filsafat dalam 
ceritanya.  Gaarder masih setia dalam model penceritaannya yang 
menghadirkan kisah dalam kisah melalui media surat.
 Seperti
 juga yang menjadi ciri khas dalam setiap karya-karyanya, Gaarder juga 
selalu  menelusupkan tambahan pengetahuan baru diluar materi 
filsafatannya, kali ini adalah tentang Teleskop  Hubble, teleskop ruang 
angkasa pertama yang juga disebut "mata semesta". Sebuah teleskop  yang 
untuk pertama kalinya  berhasil mengambil ribuan  foto galaksi dan 
nebula yang berjarak beberapa juta tahun cahaya dari  Bima Sakti dengan 
sangat jelas. Teleskop ini diluncurkan ke orbitnya  dari pesawat ruang 
angkasa Discovery pada tahun 1990.
Seperti
 juga yang menjadi ciri khas dalam setiap karya-karyanya, Gaarder juga 
selalu  menelusupkan tambahan pengetahuan baru diluar materi 
filsafatannya, kali ini adalah tentang Teleskop  Hubble, teleskop ruang 
angkasa pertama yang juga disebut "mata semesta". Sebuah teleskop  yang 
untuk pertama kalinya  berhasil mengambil ribuan  foto galaksi dan 
nebula yang berjarak beberapa juta tahun cahaya dari  Bima Sakti dengan 
sangat jelas. Teleskop ini diluncurkan ke orbitnya  dari pesawat ruang 
angkasa Discovery pada tahun 1990. 
Lalu  apa 
hubungan teleskop Hubble dengan kisah Gadis Jeruk? Dengan piawai  
Gaarder membuat pembacanya penasaran  untuk terus menelusuri pencarian 
Jan Olav lengkap dengan romantismenya dalam mengungkap misteri siapa 
Gadis Jeruk itu  sesungguhnya. Melalui teleskop Hubble dan Gadis Jeruk 
novel ini pada akhirnya membawa pembacanya pada sebuah  perenungan 
tentang alam semesta hingga pada pertanyaan filosofis tentang  makna 
hidup, takdir,  kesempatan, dan pilihan hidup. 
Melalui
 suratnya yang berisi kisah cinta dan petualangannya mencari gadis jeruk
 Jan Olav mencoba membangun kesadaran anaknya bahwa kehidupan yang 
dialami manusia itu  bagaikan sebuah dongeng yang memiliki akhir. Karena
 bukankah tak ada satupun dongeng yang tak memiliki akhir?
“Dongeng
 hebat  apakah yang sedang kita jalani dalam hidup ini? Dan yang 
masing-masing  dari kita hanya boleh mengalaminya untuk waktu yang 
singkat? Mungkin  teleskop ruang angkasa akan membantu kita untuk 
mengerti lebih banyak  tentang hakikat dongeng ini suatu hari. 
Barangkali di luar sana, di  balik galaksi-galaksi, terdapat jawaban apa
 sebenarnya manusia itu.” (hal 177)
Seperti 
sebuah dongeng memiliki aturannya sendiri dimana semua peran dan 
kisahnya  telah dituliskan untuk menuju sebuah akhir kisah yang 
diinginkan penulisnya, maka dalam kehidupanpun setiap peristiwa yang 
kita alami bukanlah sebuah kebetulan belaka melainkan memiliki maksud 
dan sebab akibat tersendiri.
Terkait  dengan 
hidup yang singkat yang harus dialami manusia, dan apa yang  dialami Jan
 Olav yang sadar bahwa hidupnya tak akan lama lagi berakhir  karena 
sakit yang dideritanya, maka di lembar-lembar terakhir suratnya ia  
memberikan sebuah pertanyaan filosofis pada anaknya, 
“Apa
  yang akan kamu pilih seandainya kamu punya kesempatan untuk memilih?  
Akankah kamu memilih hidup yang singkat di bumi kemudian dicerabut lagi?
  Atau, apakah kamu akan berkata tidak, terima kasih? Kamu hanya dua  
pilihan ini. Itulah aturannya. Dengan memilih hidup, kamu juga memilih  
mati.” (hal 206)
“Kamu tidak  
tahu kapan kamu akan dilahirkan, tidak juga berapa lama kamu akan  
hidup,…Yang kamu ketahui hanyalah bahwa, jika kamu memilih untuk hadir  
di tempat tertentu di dunia ini, kamu juga harus meninggalkannya lagi  
suatu hari dan pergi meninggalkan segalanya.” (hal 233)
Rasanya
  sulit sekali bagi Georg Roed yang baru berusia 15 tahun untuk menjawab
  pertanyaan filosofis tersebut, namun toh akhirnya ia bisa  menentukan 
pilihannya. 
Banyak kalangan yang menilai Gadis 
Jeruk adalah karya Gaarder yang lebih ringan dibanding karya-karya 
lainnya (Dunia Sophie, Solitare Mysteri. dll). kisah dalam novel ini 
memang tampak lebih sederhana dan bersajaha, namun novel ini 
tetapmenyisakan sebuah perenungan yang dalam tentang makna hidup, 
takdir, dan alam semesta.
Memang tak ada konflik yang mencuat yang 
dihadirkan Gaarder dalam novelnya ini, dan itu bisa sedikit membuat 
pembacanya merasa jenuh. Namun pembaca yang sabar tentunya tak akan 
begitu saja meninggalkan novel ini, karena semakin mendekati akhir kisah
 akan ada banyak makna kehidupan yang kita peroleh dalam sudut pandang 
yang berbeda. 
Ketika kisah Gadis Jeruk selesai kita baca, kini giliran kita yang harus menjawab pertanyaan Jan Olav pada anaknya. " Akankah
 kamu memilih hidup yang singkat di bumi kemudian dicerabut lagi?  Atau,
 apakah kamu akan berkata tidak, terima kasih?"  (hal 206) 
Jika kita pada akhirnya memilih untuk untuk hidup singkat di bumi ini, maka pertanyan selanjutnya adalah :
"Jika hidup itu
  bagaikan sebuah dongeng singkat yang harus berakhir dan kita harus 
pergi  meninggalkan segalanya, maka dalam kehidupan yang singkat ini apa
 yang  harus kita kerjakan?"
Sejarah Penerbitan & Adaptasi film
Appelsinpiken (Gadis Jeruk) merupakan
 karya Gaarder ke-13 yang terbit pada tahun 2003.  Di tahun yang sama, 
novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Orange Girl menyusul diterbitkannya novel ini ke berbagai bahasa lainnya. Kabar terakhir novel ini telah diterjemahkan ke dalam 43 bahasa!
Dua tahun kemudian Yuliani Lupito,  
menerjemahkan novel ini dari bahasa Inggrisnya dan  diterbitkan oleh 
penerbit Mizan pada tahun 2005 dengan  judul Gadis Jeruk, Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan. Di tahun 2011 ini Gadis Jeruk dicetak ulang dalam edisi Gold Edition dengan cover yang lebih menarik dibanding sebelumnya.
Pada tahun 2009, novel ini diadaptasi ke 
dalam layar lebar oleh sineas produktif Norwegia Eva Dharl dengan judul 
Applesinpiken  dan film ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari 
publik Norwegia.
(Sumber : http://bukuygkubaca.blogspot.com)




